Menyingkap Misteri Candi Borobudur

“Relief Karmawibhangga bukan relief porno. Gegara melihat di Youtube dan tanpa referensi, akhirnya keliru,” tegas Hari Setyawan. “Relief ini menggambarkan keadaan keseharian masyarakat Jawa Kuno kala itu. Sehingga isinya, ya apa yang terjadi di masyarakat,” jelas beliau. 

Tapi alasan utama mengapa relief Karmawibhangga di bagian kaki candi Borobudur ini ditutup adalah karena alasan kekuatan konstruksi bangunan candi. “Istilah teknisnya conterweight!,” lanjut pak Hari, yang kesehariannya bergumul dengan pernak-pernik pelestarian Borobudur.

“Bagian kaki candi ini ditutup dan diberi penguatan dari batu, untuk mencegah struktur bangunan candi bagian atas longsor,” ungkap Pak Hari, arkeolog yang sehari-hari bekerja di Balai Konservasi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. 

“Indikasinya, masih tersisa 15% panil relief yang belum tuntas. Artinya, kondisi seperti ini sudah terjadi sejak zaman pembangunan Borobudur di Tahun 800-an,” papar Pak Parto, panggilan akrab Hari Setyawan. “Sejak zaman Jepang, hanya bagian di sudut Tenggara yang “disisakan” tetap terbuka,’ pungkas beliau.

Itulah salah satu rahasia yang terungkap dalam sesi belajar daring di grup Whatsapp yang digelar Balai Konservasi Borobudur. Kelas Whatsapp interaktif ini diselenggarakan dalam rangka peringatan Hari Warisan Dunia 2020 (World Heritage Day). 

Dimulai dengan topik Museum Sangiran. Borobudur, Umbilin dan ditutup Lansekap Budaya Bali yang mengangkat tema Subak.

Karmawibangga yang hanya terbuka di sudut Tenggara (Balai Konservasi Borbudur) | dokpri
Relief Karmawibangga (Balai Konservasi Borobudur) | dokpri
Sertifikat Warisan Budaya Dunia (Balai Konservasi Borobudur) | dok. istimewa
Desain Geometri yang rumit (Balai Konservasi Borobudur) | dokpri

Geometri Tingkat Tinggi

Borobudur adalah bangunan suci bercorak agama Budha Mahayana. Saat ini, Borobudur merupakan salah satu cagar budaya yang keberadaannya diakui sebagai salah satu maha karya manusia di muka bumi.

Sejak tahun 1991, Borobudur (beserta Mendut dan Pawon) ditetapkan sebagai salah satu Situs Warisan Dunia. Masuk dalam 3 kriteria (Kriteria I, II dan VI) World Heritage List yang dipersyaratkan oleh UNESCO. 

Pertama, merupakan representasi kejeniusan manusia. Kedua, memberikan pengaruh bagi perkembangan seni arstitektur. Ketiga, mempunyai keterkaitan dengan budaya atau tradisi di sekitarnya. 

Dari segi ukuran, mungkin hanya Piramid Mesir tandingannya. “Borobudur dibangun melibatkan 5.500 meter kubik batu andesit atau sejumlah 2 juta balok batu,” Pak Hari melanjutkan presentasinya.

“Batu-batu untuk membangun Candi Borobudur adalah batu andesit. Tidak mutlak harus dari Gunung Merapi,’ takkala ada yang menanyakan keberadaan komponen utama batuan candi.

“Kalau ada yang mengatakan di dalam tubuh Candi Borobudur ada ruang mirip Piramid di Mesir, maka pendapat itu salah,” lanjut pak Parto. Borobudur dibangun di atas bukit alam yang dipotong bagian atasnya. Lalu dipadatkan lereng-lerengnya.

“Istilah kerennya sistem cut and fill,” papar pak Hari yang siang itu dipandu Pak Iwan dari Museum Sangiran sebagai moderator. “Inilah bukti kehandalan nenek moyang kita,” pungkas pak Hari.

Melihat struktur dan arsitekturnya yang luar biasa, maka tentunya diperlukan perencanaan desain yang matang kala membangunnya. 

Gunadarma, yang diakui sebagai perancang utama, tentunya adalah orang yang sangat jenius. Hanya dengan pengetahuan geometri yang mumpuni hingga bisa menghasilkan karya yang demikian hebat.

Foto Balai Konservasi Borobudur | dokpri

Para pembangun Borobudur (Balai Konservasi Borobudur) | dokpri

Tahap Pembangunan Borobudur (Balai Konservasi Borobudur) | dokpri

Candi Borobudur didesain sebagi sebuah Mandala, yakni objek luas yang difungsikan sebagi tempat meditasi. Dilihat dari konstruksinya, maka unsur geometri utama adalah membuat kisi berukuran 3×3 kotak. 

Di setiap kotak kisi itu lalu dibagi menjadi 3. Diperoleh kisi berikutnya sejumlah 9×9 kotak. Lalu, kisi sejumlah 9×9 kotak ini dibagi menjadi 3 lapisan dengan satu kotak central di tengah. Dengan menggunakan teknik geometri inilah, akhirnya terbangun Borobudur yang memiliki 10 tingkat dengan 72 stupa. 

Stupa (Balai Konservasi Borobudur) | dokpri

Stupa Unik dan Relief Sepanjang 5 Kilometer 

Stupa Borbudur jumlahnya 72 buah. Stupa sebanyak itu, jika terbuat dari bahan masif, jelas akan membebani struktur bangunan candi secara keseluruhan. Untuk mengakali, para perancangnya membuat desain stupa yang unik dan hanya dijumpai di Borobudur. 

“Stupa Borobudur dibuat berlubang dengan arca Budha di dalamnya. Selain untuk mengakomodir konsep keagamaan, sekaligus konstruksi seperti ini juga akan mengurangi beban struktural pada lereng dan bukit dimana Borobudur didirikan,” demikian ungkap pak Hari. Satu demi satu beliau mengungkapkan tabir rahasia arsitektur Borobudur. 

Cruciform adalah istilah arsitektur untuk menyebut pagar langkan dan dinding candi dengan pahatan relief candi. Konsep ini bertujuan agar para rohaniawan yang berkunjung mengalami pengalaman spiritual yang mengesankan kalau relief yang terpahat tidak pernah terputus.

“Kalau temen-temen mau menikmati seluruh relief di Candi Borobudur, artinya temen-temen sudah sejauh 5 kilometer. Wah.. sehat tuh.” ujar pak Hari singkat. Saya hanya membayangkan pak Hari terkekeh sembari menuliskannya di Laptopnya.

“Borobudur berbentuk bujur sangkar. Arah hadap candi atau monumen ini kemana? Dari arah posisi mana awal hingga akhir dalam membaca relief ini?” tanya Tjahyana Indra Kusuma, dari Komunitas Malang Heritage dan Pandu Pusaka di sesi tanya jawab.

Dengan sigap, Pak Parto mengungkapkan, Candi Borobudur dibangun simetris di keempat sisinya. Namun beliau memastikan bahwa awal pembacaan relief Candi Borobudur dimulai dari pintu di sebelah timur. “Relief Candi Borobudur dibaca secara pradaksina. Artinya dibaca searah jarum jam. Posisi relief ada di kanan kita saat melangkah,” bebernya.

“Sehingga belajar relief Borobudur dimulai dengan naik candi dari sisi Timur menuju Lorong 1 dan kemudian menghadap ke relief dan berjalan menganankan candi. Cerita relief akan berakhir pada bagian kanan tangga dan naik ke tingkat selanjutnya. Demikian sambung, menyambung. Baik dinding atau pagar langkan (balustrade),” pak Hari Setyawan mengungkapan satu persatu rahasia yang jarang diketahui publik.

Relief Candi (Balai Konservasi Borobudur) | dokpri

dokpri
Anatomi Candi (Balai Konservasi Borobudur) | dokpri

Tidak Menggunakan Perekat Putih Telur!

“Okay, selanjutnya saya akan menceritakan tentang Arkeologi, Kesejarahan dan Arsitektur Candi Borobudur, kayaknya agak mbosenin yah….. Tapi apakah teman-teman ada yang masih percaya kalau Candi Borobudur dibuat oleh Nabi Sulaiman As. Dibuat dalam waktu 1 malam saja atau dibuat oleh ETI (Extra Terrestrial Inteligent). Atau percaya kalau bangunan candi menggunakan perekat putih telur….” Pak Hari memulai “kuliah” daringnya. 

Pemahaman membangun candi pakai putih telur, juga dialami oleh Pak Parto ini sebelum beliau bergelut di bidang arkeologi.

Namun setelah bergiat cukup lama di bidang percandian Borobudur, diperoleh kesimpulan struktur Candi Borobudur disusun tanpa menggunakan bahan perekat/ mortar (dry masonry technic). Tetapi menggunakan sistem kuncian antar batu (interlocking system). 

Ada 4 sistem kuncian batuan candi di Borobudur. Diantaranya: Sambungan ekor burung. Jenis takikan. jenis alur dan lidah. terakhir, jenis purus. Jadi nggak ada ribuan telur yang dipecahkan untuk merekatkan batuan candi. 

dokpri
dok. Kemendikbud

Bersambung

Mengungkap Sisi Gelap Sejarah Candi Borobudur

Tinggalkan komentar